30 Mei 2009

Tidak Ada Yang Sia-Sia

Terima kasih kepada seorang sahabat yang telah menyadarkanku bahwa tidak ada yang sia-sia, apa yang terjadi ataupun diciptakan di muka bumi ini. Semua pasti ada tujuan dan maksudnya, mengapa itu terjadi, dan mengapa itu diciptakan. Jadi optimislah dalam hidup ini.

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja kita pernah atau bahkan sering mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan (bagi diri kita dan menurut pandangan kita), maka keburukan itu hanya karena kita melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila kita berani menengok ke sisi yang lain, maka kita akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Dan yang terpenting adalah janganlah pernah ber-negative thinking (berprasangka buruk) tentang apa yang telah diberikan Nya kepada kita untuk kita jalani. Karena ingat, Dia lah yang Maha Tahu, Maha Segalanya. Selalu berprasangka baik (positive thinking), dan yakinlah pasti ada hikmah di balik semua nya.

Sikap optimis dalam menghadapi kehidupan tidak harus ditunjukkan dengan wajah yang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang selalu ceria. Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis. Orang yang optimis, akan memandang hidup jauh ke depan, dengan penuh impian dan mempunyai tujuan. Tujuan dalam kehidupan harus kita miliki, agar kita sebagai nakhoda bagi kehidupan kita sendiri tau bagaimana mengarahkan kemudi kehidupan kita dan ingin dibawa kearah mana. Individu - individu yang optimis lah yang benar - benar sangat menyadari bahwa sesungguhnya kehidupan ini ibarat PERMAINAN CATUR, "the game of life is lot like ches ... you have to tackle your problem, blok your fears, and score your points when you get the opportunity ", == hidup bagaikan permainan catur ... hadapi masalah, taklukan rasa takut dan menang ketika kesempatan itu datang...

Saya pribadi setuju dengan falsafah ini, dan juga sangat meyakini bahwa kesempatan itu tidak bisa hanya ditunggu sampai kesempatan itu datang. Serta sangat tebal juga keyakinan saya bahwa Yang Maha Kuasa itu sesungguhnya telah menganugerahi kita talenta agar bisa memberdayakan segala kemampuan kita secara maksimal dan optimum untuk menciptakan berbagai kesempatan dan peluang, jangan bertopang dagu menunggu hingga kesempatan itu datang tiba - tiba kehadapan kita.

Sedangkan pesimistis adalah suatu bentuk kebodohan karena kita tidak menyusun suatu rencana untuk suatu tujuan yang akan kita capai, tapi kita sudah menyerah sebelum berperang. Padahal Allah berfirman "Aku tidak merubah nasib hambaKu, jika dia sendiri tidak berusaha mengubahnya," dan "Aku sesuai prasangka Hamba-Ku".
Jadi apakah kita mau selalu bersikap pesimis, dan beranggapan bahwa apa yang akan kita lakukan hanyalah sia-sia belaka?

Renungan:
Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu bahwa mereka mengalir menuju ke laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu, bahwa suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke puncak-puncak gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur. Sebagian kembali ke laut.

Semoga bermanfaat
Baca Selengkapnya...

27 Mei 2009

Tangan Di Atas Lebih Baik Dari Tangan Di Bawah

Maaf, ini bukan promosi nama salah satu program realiti show yang ada di salah satu TV swasta yang ada, tapi hanya berusaha sharing sebuah cerita yang saya dapat dari email seorang teman.

Alkisah, di salah satu sudut kota Pontianak, ada seorang wanita yang bernama Memei. Entah siapa nama lengkapnya, namun hanya dengan kata itu ia biasa disapa. Tempat tinggalnya di seberang kota Pontianak, dipisahkan sebuah jembatan yang membelah Sungai Kapuas. Dengan menggunakan sampan, dilanjutkan berjalan kaki, Memei suka berkunjung ke rumah-rumah. Kedatangannya kadang disambut dengan gembira oleh seluruh penghuninya, tak jarang pula sebaliknya.
Memei bukan orang terkenal, bukan pula artis, apalagi seorang calon bintang jebolan AFI, Indonesian Idol bahkan KDI. Jelaslah bukan. Tubuhnya kecil mungil, dibalut kulit yang hitam legam karena selalu mandi sinar mentari. Namun kecantikan di masa mudanya masih tersisa. Hidung mancung, juga senyum dan gaya tertawa membuat orang lain suka melihatnya, padahal tak satu jua giginya yang tampak ada. Ia memang orang biasa, bahkan mungkin teramat biasa. Seorang nenek yang mempunyai beberapa cucu dari anak-anaknya, hidup dengan sangat sederhana. Ke-empat anaknya pun hanyalah rakyat jelata, yang setiap hari harus mengadu nasib agar tak tergusur oleh kerasnya kehidupan. Sebagai seorang yang mulai renta, mestinya Memei bisa menikmati masa tuanya dengan bahagia. Duduk di sebuah kursi goyang kayu untuk menghabiskan waktu, atau bermain dengan cucu-cucu. Namun usia tua tak menghalanginya untuk selalu ke luar rumah, mengetuk pintu-pintu, menawarkan jasanya. Ya...Memei hanyalah seorang pemijat. Berbekalkan lotion atau minyak urut, ia berkeliling ke setiap rumah. Di usia yang semakin senja, dan kemiskinan yang mengguratnya, ia tak mau hanya sekedar meminta-minta. Padahal siapa saja yang melihatnya pasti jatuh kasihan. Dengan keahliannya memijat, ada saja orang yang memerlukan jasanya, namun sering pula ia pulang dengan tangan hampa. Memei pun tak malu kalau diminta mengepel lantai rumah, dan selalu dilakukannya dengan tangan. Disapunya kain lap di setiap permukaan lantai, dikoreknya setiap lubang yang ada sampah, lalu tangannya meliuk-liuk bagaikan membelai dan mengurut tubuh-tubuh yang lelah. Tak jarang pula ia diminta menunggui rumah karena seluruh penghuninya harus pergi bekerja. Untuk setiap jasanya, Memei tak pernah meminta uang lebih sebagai upah, cukup sekedarnya saja. Kini Memei mungkin masih mengitari setiap rumah, menyusuri sebagian jalan di kota Pontianak. Turut menghirup asap knalpot dan debu jalanan yang pekat, serta bermandikan sengatan terik mentari Khatulistiwa.

Memei adalah seorang pemijat, bahkan tua, bisu dan tuli. Tapi ingatlah, Allah tak akan pernah menciptakan setiap makhluk dengan sia-sia. Dari setiap ciptaan, pasti begitu banyak hikmah yang mengalun indah. Mengajarkan kepada setiap hamba-Nya, untuk selalu memetik pelajaran dari apa yang tercipta di dunia. Memei telah mengajarkan bahwa cinta dan kasih sayang adalah kerja yang penuh berkah. Baginya, usia tua dan kemiskinan bukanlah alasan untuk sekedar menengadahkan tangan sambil meminta sedekah. Kehidupan baginya adalah mempunyai makna bekerja, bukan dengan bermanja-manja. Sikapnya yang amanah, pun mestinya bisa jadi cermin bagi siapa saja. Begitu malunya kita yang masih muda (lebih muda dari Memei) bila hanya berpangku tangan atau mungkin hanya menengadahkan tangan meminta bantuan yang lain, tanpa adanya satu keringatpun yang keluar dari diri kita.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari seorang sosok wanita yang bernama Memei ini. Di segala keterbatasan dan kekurangannya, begitu banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Kita yang masih muda, seharusnya meniru sosok perjuangan Memei yang tak kenal lelah dan tak mudah putus asa atas segala kekurangan yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Semangatlah dalam mengarungi hidup ini.

Baca Selengkapnya...

26 Mei 2009

Susu Sapi Bukan Untuk Manusia

Cerita ini berawal ketika Om saya mengantar anak tunggalnya (yang waktu itu masih SD) ke salah satu dokter spesialis anak di Jakarta. Melihat sosok lelaki tua (sang dokter), dengan kulit yang masih "mulus" untuk ukuran umur sebayanya, om saya pun mulai iseng menanyakan resep kemulusan kulitnya. Akhirnya dijelaskanlah panjang lebar pertanyaan om saya tersebut, dan Beliau tidak memperdulikan pasien berderet diluar yang masih dengan sabar ngantri. Resepnya adalah Beliau tidak minum susu dan Beliau tidak makan daging hewan.

Kemudian beliau menjelaskan lagi bahwa struktur tubuh manusia mulai dari gigi sampai dengan pencernaan itu mendekati sama dengan binatang seperti kuda, sapi, kambing dan lain-lain yang pemakan rumput, daun serta biji-bijian (herbivora). Sehingga manusia yang berumur diatas dua tahun hendaknya sudah tidak memerlukan susu lagi. Adapun masalah daging, hewan-hewan pemakan daging (carnivora) jika tidak makan daging tentu badannya akan lemas, tetapi tidak halnya dengan manusia. Manusia jika makan daging justru akan membebani pencernaannya. Beliau menganjurkan agar makan makanan dari tumbuh-tumbuhan seperti biji-bijian dan daun-daunan atau bisa juga makan ikan (ikan air laut ataupun air tawar). Jika diperlukan daging, ambil kaldunya saja atau dikunyah dan ampasnya dibuang, tidak ditelan. Jangan khawatir dengan tidak mengkomsumsi daging dan susu. Lihatlah kuda, tidak makan daging dan tidak minum susu tetapi tenaganya hebat, sampai dibuat satuan tenaga yaitu Horse Power (HP).

Jadi menurut beliau yang harus dilakukan adalah:

  • anak diatas dua tahun tidak perlu susu = batas menyusui dengan ASI kan hanya 2 tahun
  • porsi makan berimbang sesuai kebutuhan = berhenti makan sebelum kenyang
  • pencernaan perlu istirahat, secara rutin adalah jarak makan pagi, siang, malam dan secara berkala dalam periode tertentu = puasa
Uraian tersebut diatas adalah rahasia kebugaran dan kemulusan kulit sang dokter.
Pendapat sang dokter itu ternyata sedikit bertentangan dengan realita yang ada saat ini. Dimana masih kita jumpai sampai usia lanjut pun orang masih mengkonsumsi susu. Padahal kita juga pasti sadar dan paham bahwa TIDAK ADA makhluk hidup di dunia ini yang ketika sudah usia dewasa masih minum susu, kecuali manusia bukan??. Apakah manusia menyalahi perilaku alami yang seperti itu?

Menurut Prof. Dr. Hiromi (penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme) "Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya,". Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya. Hmmmm bener juga ya???

Mengapa susu sapi paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu sapi itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan "enzim induk" yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Prof. Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu. Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.

Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/ minuman yang "jelek": benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar. Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke perut. Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa, keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, dia minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan. Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak "lomba lari" oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.

Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu, katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, sebaiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.

Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat atau lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot. Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi "modal" oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah tertentu yang tersimpan di dalam "lumbung enzim-induk". Enzim-induk ini setiap hari dikeluarkan dari "lumbung"-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.

Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian. Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.

Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang. Membuangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim. Prof Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 tahun, tapi belum pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Sebab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan "jelek" itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering. Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan "pengobatan" seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan "pengobatan" alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.

Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.

Nah..... bagaimana sekarang?? Semua terserah Anda, para pembaca. Ada komentar?? Silahkan. Mari kita diskusikan bersama-sama.

Baca Selengkapnya...

24 Mei 2009

Tuhan Menjawab Do'a Dengan Caranya


"Masalah terbesar dari doa adalah bagaimana membiarkannya mengalir dan mengizinkan Allah menjawab dengan cara-Nya (Glenn Clark)"

Pada suatu hari, ada seorang wanita sedang mengajar keponakannya. Sang keponakan biasanya menyimak apa yang diajarkan bibinya, tetapi kali ini dia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali. Ternyata salah satu kelerengnya hilang.

Tiba-tiba anak itu berkata: "Bi, bolehkan aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku?".
Ketika bibinya mengizinkan, anak itu berlutut di kursinya, menutup matanya dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Kemudian dia bangkit dan melanjutkan pelajaran. Keesokan harinya, bibinya yang takut doa keponakannya tidak terjawab dan (dengan demikian melemahkan imannya, ...) dengan khawatir bertanya:
"Sayang, apakah engkau sudah menemukan kelerengmu?".
"Tidak Bi", jawab anak itu, "tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi".

Alangkah indahnya iman anak itu. Terkadang kita sering berburuk sangka pada Nya karena do'a kita yang tidak terkabulkan oleh Nya. Tapi yakinlah Tuhan mendengarkan do'a kita dan pasti akan mengabulkannya.
Contoh misalkan, ada anak berusia 5 (lima) tahun, tapi dia merengek-rengek minta diberikan uang Rp 100,000.00 untuk jajan di warung, apakah kita sebagai orang tua akan langsung mengabulkan permintaan anak itu?? Tentu tidak bukan. Karena uang Rp 100,000.00 untuk anak seusianya terlalu besar, dan terlalu banyak uang sejumlah itu bila hanya untuk jajan di warung. Begitu pula halnya dengan Allah, Tuhan yang Maha Segalanya. Dia pasti tahu apa yang terbaik bagi kita umat Nya, dan apa yang harus ditangguhkan dulu pemberiannya. Dan Insya Allah ada hikmah dibalik semua kejadian yang ada di dalam hidup ini (bila kita menyadarinya). Karena apa yang terlihat baik buat kita, belum tentu baik menurut Nya.

Terkadang memang terjadi sedikit kerancuan antara Do'a dan keinginan kita.
Keinginan kita, yang kita manifestasikan dalam bentuk do'a kepada Tuhan... itu BELUM PASTI DIKABULKAN sesuai dengan keinginan kita tersebut. Karena apa? Karena Tuhan mempunyai cara sendiri tentang bagaimana Dia "menyikapi" do'a-do'a dari para manusia ini. Ada 3 (tiga) cara berbeda dalam mengabulkan do'a kita.

1. Do'a yang dikabulkan langsung

Ini adalah do'anya para Nabi dan Rasul. Setiap Nabi dan Rasul itu diberikan "fasilitas khusus" oleh Allah dengan segera mengabulkan do'a yang dimintakan kepada-Nya, karena Dia menilai para Nabi dan Rasul itu benar-benar mempunyai pikiran dan hati nurani yang suci dibandingkan dengan manusia biasa seperti kita ini. Oleh sebab itu setiap do'a Nabi maupun Rasul, pasti akan langsung dikabulkan-Nya persis sesuai dengan isi do'anya. Do'a seperti ini "bukan fasilitas buat kita", karena jika kita sebagai manusia biasa diberikan fasilitas khusus seperti ini...wah bisa sangat membahayakan seluruh umat manusia. Kita bisa "seenaknya saja" meminta sesuatu kepada Tuhan. Benar kan??

2. Do'a yang dikabulkan-Nya, tapi digantikan dengan yang lebih baik:
Inilah fasilitas do'a bagi kita manusia biasa. Ingatlah bahwa apa yang kelihatan baik buat kita, mungkin belum tentu baik menurut Nya. Allah jelas lebih tahu segala sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat bagi kita. Oleh sebab itu, do'a yang kita panjatkan kepada Nya, kadangkala digantikan oleh-Nya dengan yang lebih baik bagi kita yang berdo'a. Misalnya, mungkin saja Anda berdo'a meminta rejeki materi yang banyak, ternyata do'a Anda itu digantikan-Nya dengan cara menyelamatkan "nyawa" Anda dari sebuah kecelakaan maut, sehingga Anda tetap segar bugar dan sehat sampai sekarang ini. Do'a Anda tetap dikabulkan, tetapi itu digantikan oleh Allah dengan yang lebih baik untuk kehidupan Anda.
Ingatlah untuk selalu berpositif "thinking" pada Nya.

3. Do'a yang dikabulkan-Nya, tapi masih digantungkan:
Do'a yang seperti ini juga merupakan fasilitas bagi kita. Setiap permohonan kita kepada Nya lewat do'a pasti dikabulkan. Allah sudah memberikan hasil do'a kita. Dalam hal ini, hasil do'a kita tersebut tidak langsung diberikan ke kita, tetapi masih "digantungkan di atas" kita. Manusia yang berdo'a diberikan "tugas dan kewajiban" untuk meraih hasil do'anya yang masih tergantung tersebut. Dengan kalimat lain, jika Anda berdo'a memohon rezeki materi, makaDia sudah mengabulkan do'a Anda, tetapi Dia meletakkan hasil do'a itu (rezeki materi) "di atas" Anda, sehingga Anda harus punya daya upaya sekuat tenaga untuk mengambilnya. Anda harus berjuang untuk benar-benar meraih hasil do'a yang telah ada di atas Anda itu. Itulah tugas dan kewajiban Anda. Kalau Anda sudah mau menunaikan tugas dan kewajiban Anda ini, maka barulah Anda bisa benar-benar menikmati hasil do'a Anda itu di dalam kehidupan Anda.

Memang terkadang Allah mengabulkan do'a kita dengan cara yang tidak kita mengerti sebagai seorang makhluk yang lemah, tapi yakinlah bahwa Dia pasti mengabulkan do'a kita. Yang terpenting adalah selalu ingatlah Dia, jangan hanya mengingat Nya ketika kita memerlukan kehadiran Nya saja. Padahal Dia selalu ada di setiap hela nafas yang kita hirup setiap detiknya. Bersikaplah adil kepada Nya. Bila kita ingin diperhatikan Nya, maka "perhatikan" lah dia di setiap detik kehidupan yang telah diberikan Nya untuk kita. Jangan melupakan Nya walau sedetikpun.
Baca Selengkapnya...

22 Mei 2009

Nasehat Untuk Diri Sendiri

Dalam hidup ini terkadang ada hal-hal yang tidak kita duga bisa terjadi. Persoalan seolah seperti gelombang yang datang silih berganti tanpa memberi kesempatan kepada kita untuk sekedar bernafas, mengambil jeda satu persoalan ke persoalan yang lain. Penting untuk dijadikan pegangan bahwa jangan pernah berfikir bahwa hidup adalah untuk bersenang-senang, fikirkanlah hidup ini adalah untuk berjuang karena sesungguhnya hidup ini adalah lahan untuk perjuangan. Kalau kita membayangkan hidup ini untuk bersenang-senang maka pastilah banyak yang mengecewakan dalam hidup ini. Kalau yang kita fikirkan adalah berjuang, niscaya banyak kesenangan yang akan kita dapatkan.

Pikiran dan keinginan setiap orang tidaklah selalu sama, tidaklah mudah atau hampir mustahil untuk mengakomodasi semua keinginan itu, tetapi berpihak pada satu keinginan orang bukanlah sikap yang adil. Objektif, netral dan kemandirian sikap adalah kompromi terbaik yang bisa ditempuh.

Pikirkanlah secara jernih dan masak-masak segala pilihan yang akan diambil, dengan mempertimbangkan banyak aspek, jangan lupa mohonlah petunjuk kepada NYA. Jika pilihan sudah dijatuhkan, yakinlah dalam pilihan itu,dan jangan pernah bergeming walau evaluasi tetap perlu. Jika sudah demikian kesalahan tetap bernilai 1, sedang pilihan benar bernilai 2. Berbuat baiklah pada semua orang, walau berbeda pandangan dan pendapat. Kebaikan perbuatan dan akhlak lebih bernilai daripada kebenaran dan kebaikan pendapatmu sendiri.

Galilah lebih dalam setiap proses memperoleh ilmu dan pengetahuan.Tidak pernah ada jalan pintas untuk memperoleh kedalaman ilmu dan pengetahuan. Bekerja dan berjuanglah dengan giat , karena tidak pernah pula ada jalan pintas untuk mencapai kemakmuran, apalagi jalan pintas menuju surga. Meski surga itu seluas langit dan bumi bukan berarti jalan masuk kesana mudah. Tekun ibadah dan berbudi mulia adalah jalan untuk memperoleh itu.

Nasehat di atas adalah untuk kebaikan diri saya sendiri, tapi saya ingin sharing dengan teman-teman semua. Karena bagi saya, sebuah nasehat (nasehat yang baik, red) berarti satu kebaikan akan kita dapatkan. Mengapa?? Sebab bila kita menjalankan nasehat tersebut, Insya Allah kita akan berubah menjadi lebih baik dari diri kita yang sebelumnya, Amin.


Baca Selengkapnya...

19 Mei 2009

Kenanglah...

Tali silaturahmi ataupun persahabatan yang telah kita bina janganlah sampai terputus, baik itu hanya karena perselisihan yang kecil ataupun karena terpisah jarak dan waktu. Karena pada dasarnya dibalik semua kenangan yang pernah kita lalui bersama mereka, tersimpan begitu banyak pelajaran penting nan berharga bagi kita untuk melalui kehidupan di dunia yang fana ini.

Banyak orang telah keluar masuk dalam kehidupan kita. Ada yang melintas sejenak, namun begitu membekas. Ada yang lama beiringan dalam suka dan duka, tetapi tak disadari arti kehadirannya. Ada pula yang begitu jauh di mata, tapi senantiasa melekat di hati. Tak jarang ada juga yang sekedar numpang lewat seolah tak pernah hadir. Semuanya itu pernah singgah dalam hidup kita bagaikan benang- benang warna warni sulaman permadani hidup kita.

Maka luangkanlah waktu sejenak untuk mengenang mereka yang pernah hadir dalam hidup kita. Kenanglah seluruh kebaikan mereka. Anggaplah kejelekan yang ada pada diri mereka hanyalah sebuah kesalahan yang sangat sangat kecil diantara segunung kebaikan yang pernah ada. Mereka mungkin adalah orangtua yang dulu sering memarahi kita. Guru yang galak, sanak saudara, teman ataupun sahabat. Tak ada salahnya juga mengenang mereka yang pernah menyakiti dan melukai perasaan kita. Semua tetap layak kita kenang dalam memori kita. Bahkan tak jarang ada seseorang yang hanya kita kenal namanya, tetapi telah menghantarkan banyak kebaikan tanpa prasangka. Mereka adalah orang-orang yang telah turut menyumbang menyulam permadani, memberi rona lukisan permadani hidup kita.


Kenang-kenanglah selalu mereka dalam derasnya doa kita senantiasa.
Kenanglah selalu mereka dalam kebaikannya saja, lupakanlah segalanya yang pernah membuat hati kita terluka.

"Jika kamu menyatakan suatu kebaikan atau menyembunyikannya atau memaafkan suatu kejahatan [kesalahan seseorang],... maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. [ An Nisaa' ; 4:149 ]

Adaptasi : Resonansi

Untukmu para sahabatku yang telah membaca tulisan ini, Insya Allah aku akan selalu mengenangmu. Salam persahabatan....
Baca Selengkapnya...

17 Mei 2009

Wajah Baru Semangat Baru

Tidak kalah dengan kampanye Capres dan Cawapres yang lagi marah di berbagai media masa, saya juga mau kampanye alias promosi nih. Efektif tadi malam, blog saya berganti wajah alias face off (tapi bukan melakukan Face Off layaknya Siti Nur Jazilla di Surabaya lho ya, kalau yang itu mah.. ngeri ya. Karena harus dilakukan berulang-ulang dan harus selalu dalam pengawasan dokter). Pergantian wajah blog ini hanya karena saya ingin adanya perubahan dalam blog saya, yaitu perubahan menjadi lebih baik tentunya, baik isi maupun tampilannya. Dimana yang sebelumnya hanya 2 (dua) kolom, sekarang menjadi 3 (tiga) kolom, dan yang sebelumnya full accessories, kali ini akan lebih saya kurangi lagi accessories nya (ya.. walaupun mungkin masih belum optimal, maklum yang punya blog masih suka dengan pernak-pernik ini dan itu sih...MyEm0.Com)


"Wajah Baru" ini adalah hasil karya dari mba Astra. Yang telah bersusah payah mengakomidir semua permintaanku, melayani kebawelanku, dan juga kemalasanku untuk segera memposting Lay Out spesial ini. Terima kasih banyak buat mba Astra, you are the best deh pokoknya.

Buat teman-teman semua, semoga tampilan baru ini membuat teman-teman lebih betah dan rajin berkunjung ke my lovely blog ini. Dan do'akan agar saya lebih semangat dalam ngeblog, tentunya dengan isi postingan yang lebih oke dari sebelumnya, Amin.

Sudah kehabisan kata-kata ini, selamat menikmati wajah baru blog saya, ditunggu kunjungan selanjutnya ya... TETAP SEMANGAT DALAM BERKARYA... MyEm0.Com




Baca Selengkapnya...

11 Mei 2009

Sedotan...(oleh-oleh liburan)

Gubrakkk.... , baru nyadar klo ternyata dah lebih dari dua minggu my lovely blog kutelantarkan begitu saja. Jangankan utak-atik my own blog, hanya sekedar "say hallo" dan berkunjung ke blog teman aja ngga sempat (sok sibuk ya?? But begitulah adanya). Nasib blog ku dua minggu kemarin pasti klo dia makhluk hidup (tanaman/binatang) sudah mati karena tidak ada yang memelihara, dan klo itu hewan piaraan di permainan pet society (facebook maniak pasti dah tahu), dia sudah "berlalat" badannya. Tapi mau gimana lagi, ada tamu spesial di rumahku selama 3 (tiga) minggu kemarin yang harus menjadi tumpuan perhatianku. Ya.. beliau adalah ibuku, perempuan terhebat dalam hidupku.

Untung aja, ada "oleh-oleh" yang cukup bermanfaat, yang di dapat dari hasil ngobrol saat kumpul bareng keluarga yang lain, yang tentunya dan pastinya harus saya share dengan teman-teman semua. Yah.. keliatannya sih cuman sepele aja.. cuman info seputar sedotan. Tapi menurut saya sangat patut untuk diketahui oleh teman-teman semua.

Pembicaraan berawal tentang sedotan yang habis dipakai anak-anak untuk minum minuman kemasan, atau pun minum jus buah yang terbuang percuma di tempat sampah. Kemudian berlanjut pada pembuatan kerajinan tangan dari sedotan, seperti rangkaian bunga plastik, tatakan gelas, dll. Sampai pada akhirnya info bahwa sedotan (andai pada saat itu mereka mengetahuinya lebih awal) bisa menyelamatkan nyawa seorang anak kecil. Cerita teman saudara saya tersebut kurang lebih seperti di bawah ini:


Suatu ketika saudara saya dengan teman-temannya sedang makan sate. Kemudian seorang temannya menyatakan betapa ia ngeri setiap melihat sate yang potongannya besar-besar. "Kenapa?" tanya saudara saya.
"Saya ingat keponakan yang meninggal karena makan sate," katanya. Dia bercerita, waktu itu sedang ada syukuran dengan makan-makan. Dia masih ingat melihat si kecil keponakannya yang berlari-lari sambil
membawa sate. Usianya kurang lebih sekitar 4 tahun. Kemudian musibah datang. Anak kecil itu tercekik daging sate.
Semua orang berusaha menolong. Anak itu dibalik, dipukul-pukul belakang lehernya (bahkan sampai
biru-biru, kata dia sambil matanya berkaca-kaca) . Daging sate tak juga keluar. Lalu mereka mencari angkot untuk membawa anak itu ke rumah sakit. Dia masih melihat anak kecil itu tersengal-sengal menarik nafas di kendaraan. Pemandangan yang sungguh memilukan.

Tuhan berkehendak lain.. Anak itu meninggal di perjalanan.

Sampai di rumah sakit, petugas memberi tahu bahwa untuk mengeluarkan benda yang mencekik tenggorokan, cukup dengan memasukkan SEDOTAN MINUM ke kerongkongan. Lalu hisap sehingga benda itu menempel.. kemudian tarik.

Sesederhana itu. Menangislah semua orang. Betapa sederhananya untuk menyelamatkan nyawa... Betapa berharganya ilmu untuk menyelamatkan nyawa.

Ya.. bener-bener terlihat sederhana dan sepele, tapi karena ketidaktahuan kita tentang hal itu, kita tidak bisa menolong nyawa seorang anak kecil.

Semoga info ini bermanfaat, dan ingat ya... KALAU ANAK/ADIK/KERABAT ANDA TERCEKIK MAKANAN KENYAL, keluarkan PAKAI SEDOTAN.


Semoga lebih banyak jiwa yang terselamatkan dengan pengetahuan sederhana ini.
Dan.... semangat untuk akftif ngeblog lagi ah... (ada PR/tugas ganti Lay Out blog yang belum kukerjakan... maaf ya.... Insya Allah dalam minggu ini deh dikerjakan, promise)

Baca Selengkapnya...