Tak terasa, sudah setahun lebih blog yang cantik dan manis ini kutinggalkan. Apakah dia sehat2 saja? Apakah dia baik2 saja? Semogaaa... Amin.
Apakabar teman2 blogger semuanya? Maaf ya.. dah lama ngga "blog walking" or "ngeblog" lagi. Bukan sok sibuk sih... tapi lagi kambuh penyakit "malesnya" hihi. Diawal perjumpaan kita setelah lama "berpisah", saya akan posting artikel yang ringan2 saja ya.....
Please check it out....
===========
Pernah ada seorang gadis datang menghampiri saya dan mengatakan, 'kenapa hidup saya selalu tidak beruntung, wajah saya terbilang jelek, saya miskin, tidak memiliki teman, saya kalo berjalan terlihat aneh, saya selalu gugup berkumpul dengan orang banyak. Saya ingin tampil percaya diri, banyak teman, tidak gugup. Saya ingin sempurna, saya ingin bahagia Mba.' Itulah gambaran, apabila kita mengejar impian tidak tercapai, hidup kita menjadi terasa terpuruk, jatuh dan tersungkur. Kepercayaan diri juga ikut terjatuh, yang dirasakan hidupnya semakin jauh dari harapan yang diinginkannya karena disebabkan ketidaksempurnaan yang yang ada pada dirinya. Ketika dalam kehidupan kita sudah seperti itu, dirundung dalam kegagalan dan kesedihan. Cara pandang terhadap diri kita dan terhadap orang lain menjadi berubah.
Menginginkan diri sempurna, menganggap Allah tidak adil, bahkan semakin iri apabila orang lain lebih baik daripada dirinya. Pada dasarnya Allah sudah menetapkan rizki, jodoh, kehidupan pada setiap orang dengan keadilanNya. Namun disaat kita sedang tertimpa kegagalan dan kesedihan terasa berat kita menjalaninya. Seolah Allah berlaku tidak adil, kenapa Allah menciptakan penderitaan? Kenapa Allah harus menurunkan ujian atau musibah hanya untukku? Memang terkadang hidup ini terasa berat, bila kita merasa dirundung kesedihan. Kegagalan menggapai impian bukanlah akhir dari segalanya. Percayalah bahwa sesungguhnya Allah tidak akan pernah menjerumuskan kita namun Allah telah memberikan yang terbaik dalam hidup kita karena kegagalan dan kesedihan kita tidak bisa kita melihat yang terbaik pada diri kita. Apa yang ada pada diri kita saat ini dan apa yang kita miliki saat ini itulah yang terbaik pada diri kita. -- Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, sedangkan engkau tidak mengetahui apa-apa. (QS. al-Baqarah : 216).
Saat ini, saya bahagia dengan pekerjaan dan keluarga yang saya miliki, karena saya beranggapan itulah yang terbaik bagi saya saat ini. Dan seperti halnya teman-teman semua, saya juga mempunyai cita-cita yang ingin saya raih suatu saat nanti. Cita-cita saya adalah bisa bekerja dari rumah, sehingga saya tetap punya penghasilan sendiri tanpa harus meninggalkan putri2 saya.
Untuk itu, saya sekarang mencoba bergabung dengan komunitas Boss Family. Jika ada yang ingin tahu lebih banyak, silahkan di baca di sini. Do'akan saya berhasil di kegiatan saya yang baru ini ya.. teman-teman. Karena ternyata sangat menyenangkan. Semoga kegiatan saya yang baru ini adalah yang terbaik buat saya dan keluarga suatu saat nanti, Aminnn....
Baca Selengkapnya...
08 Oktober 2010
Yang Terbaik Untuk Kita
10 September 2009
UJIAN
Bila kita sedang duduk di bangku sekolah, ujian dilakukan agar kita naik kelas. Pada saat kuliah, ujian kita jalani agar kita bisa naik tingkat ke yang lebih tinggi. Sementara dalam hidup, ujian bisa jadi sarana penghapusan dosa kita dan peningkatan derajat kita di mata NYA.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al Ankabuut : 2)
Ujian terkadang datang bagaikan palu godam yang menghantam atau berupa beban berat yang menggayut di pundak. Kadang pula serasa menekan dan menyesakkan dada. Dunia terasa gelap dan sempit. Cahaya redup berpendar-pendar. Ya, terkadang kita merasa tidak kuat menahan ujian hidup ini. Beranggapan bahwa Allah (Tuhan) tidak adil terhadap kita, dan mulai berprasangka buruk terhadap Nya (astaghfirullah).
Padahal, ujian itu sebenarnya adalah bukti kasih sayang Nya kepada kita. Ujian terkadang ada yang terasa manis (misalnya ujian berupa harta benda/kekayaan), adakalanya juga terasa pahit (musibah/cobaan). Sama seperti halnya ujian saat kita sekolah/kuliah, adakalanya mudah untuk dilalui, adakalanya juga sulit untuk dilalui. Ujian juga merupakan "sentilan" kepada kita, bila kita telah "menyimpang" dari jalan yang telah diajarkan Nya.
Sahabat, menolehlah ke sekitar. Lihatlah, ada jiwa lain yang juga diuji olehNya. Dan ia tegar. Padahal, sepertinya ujiannya begitu berat. Melihat ke ujian diri sendiri ternyata bagai debu saja. Tuhan pasti tahu apa yang terbaik buat umat Nya. DiberiNya cobaan, diberiNya pula kekuatan untuk menghadapi Nya. Semua sesuai kapasitas. Menolehlah Sahabat.
Setiap jiwa mendapat soal ujian. Dan setiap jiwa telah disediakan jawaban. Hanya, sudahkah kita menggali dan mencari jawaban-jawaban dariNya???
Sekolah, bukanlah sekolah jika tanpa ujian. Begitu pula hidup, hidup adalah sebuah sekolah abadi. Dan ujian adalah sebuah pengharapan. Terhapusnya dosa atau naiknya derajat di mataNya.
Wallahu alam bissawab, semoga bermanfaat....
Baca Selengkapnya...
03 September 2009
Menari Di Tengah Hujan
Pagi itu di suatu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an tahun datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Seorang suster menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.
Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Sang suster pun merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang, dia sempatkan untuk memeriksa luka sang pria, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, sang suster pun memutuskan untuk melakukannya sendiri..
Sambil menangani luka sang pria, dia bertanya apakah punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untu makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.
Lalu ketika ditanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Sang suster pun sangat terkejut dan berkata, “Dan Bapak masih pergi ke sana se tiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?” Lelaki tua itu tersenyum ketika tangannya menepuk tanganku sambil berkata, “Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia, ‘kan?”
Sang suster pun terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangannya masih tetap merinding, “Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hdupku” gumamnya dalam hati.
Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.
Bagi saya, moral penting dari cerita ini adalah: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. “Hidup bukanlah perjuangan menghadapi badai, tapi bagaimana tetap menari di tengah hujan.”
Selamat bertemu kembali teman-teman semua, maafkanlah diriku yang telah lama melalaikan "blog" ku tercinta ini. Semua itu diluar kuasaku. Semoga kalian semua merindukanku ...... :-D
22 Juli 2009
Sepenggal Kisah - Makna Kehidupan
Kisah berikut ini dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women"
karangan Karen Kingsbury. Inti ceritanya kira-kira sbb :
Adapasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI,karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.
Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman-teman dan sahabat-sahabat, serta lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.
Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tersebut), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki-lakinya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.
Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ? Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus berdo'a kepada Tuhan. Pada mulanya,mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.
Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.
Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.
Sungguh tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka..
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....
Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa donor tersebut berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...
==============================================================
Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :
1. SESUNGGUHYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.
2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.
3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak-anak kita melakukan hal-hal terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga".
Semoga dengan membaca kisah di atas dapat menyentuh mata hati kita, menginstropeksi diri kita masing-masing, dan mengubah cara pandang kita tentang hidup, lalu bergerak aktif untuk memaknai hidup dengan cara memberikan makna bagi kehidupan orang lain. Berhentilah Untuk Selalu Memikirkan Kepentingan Diri Sendiri, Jadikanlah Kehadiran Anda Di Dunia Ini Sebagai RAHMAT Bagi Orang Banyak dan Bagi Orang2 Yang Anda Cintai (Ayah, Ibu, Saudara/i,Suami/ Istri, Anak2 Anda, dst).
Baca Selengkapnya...
16 Juli 2009
Haruskah Hati Menciptakan Jarak??
Hati adalah cermin, cermin bagi diri kita. Ketika satu kesalahan kita biarkan, kemudian dosa dan kesalahan kedua kita lupakan dengan alasan "nanti aja lah minta maafnya, nanti aja lah tobatnya", kemudian satu titik itu menjadi menggumpal, berkarat dan menghitam. Jangankan untuk bercermin, mungkin untuk membedakan mana diri kita yang sebenarnya dan mana yang kotoran saja sudah tidak bisa lagi. Artinya jiwa kita sudah tidak tahu lagi mana yang benar dan mana yang salah dan pada saat itulah segala nasehat mungkin sudah tak lagi masuk ke hati kita, karena hati kita sudah kotor, tertutup oleh dosa dosa yang berbuah kesombongan untuk mendengar nasehat.
Sementara hati yang jernih akan jelas terlihat dari pembawaan raga kita, karena hati adalah cerminan jiwa yang terlihat kasat mata secara raga. Sehingga semua orang yang berada disekitar kita akan dapat bercermin juga karena beningnya hati kita ketika menolong dan bergaul dengan sesama makhluk ciptaan Nya.
Ketika hati kita keruh yang terlihat pasti adalah wajah yang kusam karena tidak bisa senyum tertindih oleh gundah gulana yang menjadi akibat dari penyakit hati itu sendiri, yang terlihat kemudian adalah salah arah, salah mengambil keputusan karena hati tidak tenang ketika melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan atau tindakan. Bahkan yang timbul mungkin hanya luapan emosi dan kemarahan.
Untuk lebih memahaminya, bisa di lihat dari percakapan antara seorang guru dan murid di bawah ini:
Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"
Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab,
"Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu merekaterpaksa berteriak lebih keras lagi."
Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanyabisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambilmemperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."
Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."
Nah, sekarang saya kembalikan kepada diri teman masing-masing, apakah hati kita sudah bersih dari segala rasa iri, dengki, dendam, amarah dll?? Ataukah hati kita masih kotor? Karena semakin kotor hati kita, maka "jarak" kita akan semakin jauh dengan sahabat, kerabat dan handai taulan kita.
Semoga bermanfaat.
Baca Selengkapnya...
15 Juli 2009
Now, I am Back
Ya.. finally, akhirnya diriku bisa hadir kembali di dunia per-blog-an ini. Walaupun mungkin tidak bisa serutin dulu untuk berkunjung dan menyapa teman-teman, tapi at least saya akan tetap berusaha untuk exist di dunia per-blog-an ini. Tetap Semangat nge-blog deh judulnya.
Terima kasih buat yang sudah menjaga, menjenguk, menengok dan merawat blog saya selama saya tinggalkan. Tidak ada yang bisa saya ucapkan dan berikan, selain ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga untuk teman-teman semua. For all of you, the best wishes deh pokoknya.
Mohon ditunggu ya... postingan ter-updated saya selanjutnya.
Love U All, Miss U So much.... dan Selamat Datang Kembali ke Blog saya ya...
Baca Selengkapnya...