05 Juni 2009

Berbuat Kebaikan Tidak Ada Ruginya

"jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendir” (Al-Isra’:7)

Setiap orang akan menuai apa yang ditanam
Tidak semua orang mampu berpikir panjang. Apalagi dengan perhitungan yang teliti. Itulah kenapa tidak sedikit yang melakukan sesuatu cuma buat keuntungan sesaat.

“Yang penting saya untung, peduli amat orang lain!”

Padahal, alam mengajarkan bahwa aksi sama dengan reaksi. Apa yang diterima alam, itulah yang akan diberikan ke manusia. Ada banjir karena keseimbangan alam terganggu: penebangan hutan, buang sampah ke sungai, dan lain-lain. Begitu pun dalam pergaulan sesama manusia. Kita akan menerima apa yang telah kita berikan. Jika kebaikan yang kita berikan, balasannya pun tak jauh dari kebaikan. Bahkan, mungkin lebih. Kita lihat tingkah para pedagang, baik barang maupun jasa, paham sekali rumus ini. Kalau mereka ingin mendapat kebaikan dari konsumen, pancingannya pun dengan sesuatu yang baik. Ada pedagang yang menyediakan air minum kemasan gratis, keramahan para pelayan, bahkan ruangan khusus untuk menunggu. Mereka menganggap: konsumen adalah raja.


Jika kita tidak ingin keburukan, begitu pun orang lain
Semua orang ingin mendapatkan yang baik. Begitu pun sebaliknya. Tak ada yang ingin mendapatkan yang buruk. Cuma masalahnya, sikap itu tidak diiringi dengan aksi yang positif. Ketika menginginkan selalu ingin mendapatkan yang baik, tapi saat memberi selalu/sering yang buruk. Ayo, bener ngga sih??
Sebenarnya, ketika seorang melakukan sesuatu yang buruk, saat itu juga ia sedang berharap ada keburukan yang akan ia terima, baik itu disadari ataupun tidak. Sayangnya, jarang yang mau bercermin diri: apa yang telah saya lakukan? Lebih banyak mana: baik atau buruk? Baru kemudian, kenapa orang lain berbuat buruk pada saya?
Padalah Agama telah mengajarkan untuk membalas keburukan dengan cara yang terbaik.

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.”

Ini memang berat. Ajaran ini lebih tinggi dari sekadar kebaikan berbalas kebaikan, dan keburukan berbalas hal serupa. Lebih dari itu, memberikan reaksi dari sebuah keburukan dengan sudut pandang positif. Dan hasilnya sangat luar biasa. Keburukan bukan hanya hilang, tapi berganti dengan kebaikan.

Berpikirlah apa yang bisa diberikan, bukan yang diterima
Semangat berbuat baik memang tidak akan tumbuh dari mereka yang punya sikap pasif. Ketika yang dipikirkan seseorang cuma bagaimana menerima, darimana datangnya penerimaan; seluruh otot aktivitasnya menjadi mandul. Semangat berbuat baiknya sudah mati sebelum fisiknya benar-benar mati. Tentunya, sulit mendapatkan sesuatu yang positif dari orang tipe ini. Jangankan membalas keburukan dengan kebaikan, mengawali kebaikan pun terasa berat. Semua aktivitasnya terkungkung dalam kalkulator sempit. Hitungannya selalu pada keuntungan materi sesaat. Bukan sesuatu yang lebih mahal dari sekadar materi. Antara lain, ketenangan, keharmonisan, cinta dan persaudaraan.
Tokoh Anwar Ibrahim mungkin salah satu contoh baik. Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia ini pernah difitnah secara keji. Tidak tanggung-tanggung, ia dituduh pelaku korupsi dan kejahatan homoseksual. Namun, seluruh warga tempat tinggalnya siap menjadi saksi: bahwa Anwar mustahil seperti yang dituduhkan. Itulah buah baik yang selama ini telah ditanam Anwar. Masyarakat sekitarnya, tanpa diminta pun, siap menjadi pembela.

Dari uraian di atas kita jadi tahu bahwa pada prinsipnya tidak ada ruginya kok berbuat baik kepada oranglain, bahkan kepada orang yang telah berbuat ”jahat” kepada kita. Capek klo tiap kali ada yang berbuat jahat pada kita, kita sibuk memikirkan untuk balas dendam atas kejahatan yang telah dilakukannya, dst...dst.. saling membalas dendam yang tidak ada akhirnya, itulah yang akan terjadi. Dan sepertinya hal seperti itu gampang sekali kita temukan saat ini.
Ingatlah bahwa Tuhan itu Maha Tahu, Maha Adil dan Tidak Tidur. Kebaikan kita sekecil apapun pasti akan dilihat Nya, dan akan bernilai pahala dimata Nya (asal dilakukan dengan ikhlas). So... .. tunggu apa lagi....berbuat baik yukkkk...

26 komentar:

nietha mengatakan...

Tapi susah banget ya bunda kalo harus memaafkan orang yang sudah berbuat jahat ma kita.

ellysuryani mengatakan...

Nice posting mbak Penny. Berbuat baik, itu harus, itu pesan orang tua2 kita dulu. Memang tidak boleh hitung2an, liat untung rugi utk berbuat kebaikan, kata mereka lho. Jadi inget lagu Bimbo, beramal baik janganlah ditunda-tunda......

Unknown mengatakan...

mari berbuat baik semampu kita.

marsudiyanto mengatakan...

Ada yang mengatakan, siapa menabur angin, akan menuai badai...

Salam buat Mbak Peni sekeluarga

TRIMATRA mengatakan...

jika semua manusia di dunia ini mendahulukan berbuat baik "tidak ada ruginya" tentu kehidupan yang damai dan tentram...kan terwujud.

anazkia mengatakan...

Keihklasan, itu yang utama tapi, ia kadang sulit untuk terlaksana.

Dunia Polar mengatakan...

yuk kita berbuat baik tp sesuai kaidah2 agama yahh

buwel mengatakan...

Nice posting mother...hehehhe

J O N K mengatakan...

wah seru banget ya kalau bisa jadi orang yang berlapang dada, dan memaafkan orang lain.

pasti bakalan adeeeeeeeemmm bgt

jadi kepingin. ...

Wawan mengatakan...

Good posting, mengingatkan kita yang sering lupa.

Awal Sholeh mengatakan...

bener jika kita menabur atau menanam benih yang baik pasti dapat yang baik pula amien. tapi saya biasa membeli beras yang baik untuk dimasak. wah gak nyambung yah. he3...

riosisemut mengatakan...

Ass. Bunda...
Apa yg kita tanam di dunia, itulah yg akan kita petik nanti di akhirat.


Bunda.. HPnya uda disetting EMAIL?
Kalo blm, liat di tmpt aku ya...

melynsalam mengatakan...

bener mbak.
kalo kita ngasi yang positif, entar dapetnya pasti juga positif.

nice post.

Unknown mengatakan...

Berbuat baik itu sulit
tapi kalo dijalankan pasti bisa
aku cuman bisa ngomong bun
tapi ngejalanin juga susah
kadang khilaf

hendra mengatakan...

susah kali bagi saya utk memaafkan org yyang telah berbuat jahat itu
mantap sob tulisannya

monggo mampir, ntar di smbut tahu goreng...

mama hilda mengatakan...

Nice post mbak Peni, memang siapa berbuat dia akan menuai apa yang diperbuatnya, ada hukum sebab akibat disini, maka memang kita selayaknya berbuat baik terhadap siapa saja, tanpa prasangka, meskipun kadang itu sulit ya..karena terkadang prasangka buruk selalu menghantui diri kita dalam menilai perbuatan baik orang lain terhadap kita.
wiken ngapain nih, duh saya njomblo ini dirumah aja nih sama anak-anak, bpknya lagi keluar kota selama wiken ini.

Seno mengatakan...

Setuju, hukum aksi reaksi alias hukum newton 3 bisa diaplikasikan juga dalam hal berbuat kebajikan ya Bun, siapa beraksi dia akan mendapatkan reaksi.

annin mengatakan...

betul bunda..semoga kita bisa merubah menjadi diri yg lebih baik dari yg kemaren..

Basyarah mengatakan...

Memang tidak ada ruginya, malahan banyak untungnya

savowen mengatakan...

YUPZ, AKU SETUJU........
SETIAP APA YANG KITA LAKUKAN BAIK ATAUPUN BURUK PASTI ADA GANJARANNYA......
(^_^)

Fanda mengatakan...

Berpikirlah apa yang bisa diberikan, bukan yang diterima...Aku setuju banget deh! Makanya aku jg berpikir tuk memberikan sebuah award buatmu.
Ambil di sini yah: http://bukufanda.blogspot.com/2009/06/apresiasi.html

Anonim mengatakan...

memang kita harus memulai kebaikan mulai dari diri sendiri.kejahatan orang lain terkadang kita akan sulit memafkannya tapi kalo kejahatan itu sebatas biasa ya tak apalah kalo dimaafkan .oke mari kita mulai saat ini

Susi mengatakan...

Terima kasih pencerahannya, Bunda!
Aku jadi ingat "something" yang sampai saat ini belum dapat aku maafkan. May be aku mulai mengurangi dulu rasa sakitnya.
Mulai dari yang kecil dulu, lah

reni mengatakan...

Emang gak ada ruginya, mbak... malah banyak untungnya.
Masalahnya, untuk berbuat baik masih banyak yang ragu-2 dan menimbang-2 keuntungannya.
Nice artikel !! Semangat terus sharing dan memberikan pencerahan ya?

Catur Arie Setiyani mengatakan...

memang harus ikhlas ya Mbak..
Tapi untuk ikhlas itu syusahhh yaaa...

pakwo mengatakan...

Salam kenal dan salam bahagia, menam padi,tumbuh padi.Tapi menanam padi tumbuh ilalang...gimana Gimana ya bu...