04 Maret 2009

Berawal Dari Sebuah Sapaan...

"Ga usah" jawaban bersahabat dari seorang kenek bis kota.Hal itu terus terang menghadirkan tanda tanya dalam hatiku "kenapa dia tidak mau menerima ongkos itu ?". Turun di terminal, sobatku yang talkactive itu memulai aksi yang baru, menghampiri gerobak pedagang air tebu. Bapak itu (sang penjual) buru-buru menyodorkan segelas air tebu es kepadanya, padahal dia belum meminta. Rupanya si bapak sudah melihat kedatangannya dari jauh. Bukan hari ini saja, seakan-akan setiap hari selalu ada orang baik untuknya.

Kemaren, ketika dia asyik berceloteh dengan teman-teman sewaktu jam istirahat, seorang ibu yang biasa mengusung dagangannya ke kantor memanggilnya. Dengan gembira dia kembali, "nih satu buat kamu" sambil membawa dua bungkus tahu isi, "dikasih si Ibu" lanjutnya sambil tersenyum kepada si Ibu yang juga tersenyum dengan bahagia.

Belum lagi, minggu yang lalu dia sukses memindahkan sepiring sate boss ke tangannya. Aku berusaha sekuat tenaga menyibak kekuatan yang dimilikinya. Sobatku itu seorang yang sederhana, tidak kaya, tidak cantik, tidak terlalu berprestasi. Hanya satu kelebihannya yang tidak dimiliki orang lain. Ya.. aku mulai menyadari. Kelebihan itu juga tidak ada padaku. Dia sangat hobby menyapa orang lain yang berlanjut dengan obrolan. Anehnya, dia tidak pernah kehabisan bahan. Dari terminal sampai kantor, sang kenek seakan mendapat tambahan semangat ketika dia ajak ngobrol.

Begitu juga wajah pedagang tebu ketika dia bertanya tentang keadaan isteri dan anak-anaknya. Aha ! Aku juga baru tahu kenapa si ibu rela memberikan tahu cuma-cuma untuknya. Karena sifatnya yang ramah, dia tidak saja punya teman sesama kantor, tapi juga dari "kantor" lainnya. Merekalah yang "dipaksa"nya untuk membeli dagangan si ibu.

Masih dengan rasa penasaran, kucoba bertanya kepada kenek bis yang selalu memberi gratisan kepadanya "ga rugi tuh ?". Sungguh terperanjat aku mendengar jawaban kenek itu "Wah, ga sebanding mba dengan jajan yang selalu diberinya untukku". Aku tidak mencoba bertanya lebih jauh kepada pedagang air tebu, karena aku sudah menemukan jawabannya.

Seperti kata seorang guru "Orang mendapatkan bukan dari apa yang dimintanya tapi dari apa yang diberikannya".

Yah, sobatku melakukannya dengan tulus dan suka cita. Keramahtamahan dan kemuliaan budinya langsung dibalas Allah lewat kasih sayang hamba-hamba-Nya yang lain.

Semuanya berawal dari sebuah sapaan.


Terima kasih buat sobat ku Farah yang telah sharing inspirasi ini. Semoga bermanfaat pula bagi yang lain.

26 komentar:

mommy adit mengatakan...

Nah.. mbak Penny kayaknya perlu dicontoh tuh temennya...

Anonim mengatakan...

Betul sekali Bunda, awali dengan senyuman, berlanjut dengan sapaan bahkan obrolan, semua dengan tulus bukan dibuat-buat...

Salam kenal ya buat sobatnya, makasih juga dah sharing Bunda...:)

Anonim mengatakan...

Wah, patut ditiru tuh,
memang senyum, salam, dan sapa menghadirkan persahabatan :)

"olel" Bunnay mengatakan...

pengen deh jd orang yang peramah seperti teman mba Penny...semoga kita semua bisa mencontohnya ya :)

Senoaji mengatakan...

komoditi keramahan dan menjualnya dengan harga ikhlas memang sangat jarang sekali ditemui. apaplagi seperti teman mbak, yang menjadikannya bukan lagi dagangan melainkan sebuah hobi, yang ternyata membawa kesejukkan untuk ruang-ruang disekitarnya. berbahagialah orang2 seperti temen mbak. apa yang ditanam bisa segera dituai dengan hasil yang paling indah.

Anonim mengatakan...

keramahan yang diberikan dengan ikhlas akan menciptakan nilai persahabatan dan persaudaraan yang begitu kuat.

Contoh yang sangat baik mbak

Keke Naima mengatakan...

contoh yg sangat bagus y mbak.. patut ditiru nie.. :)

namaku wendy mengatakan...

mbak aku orangnya pemalu kalo nyapa orang paling gak bisa trus gimana donk, ktemu orang aja kadang suka takut hiks
pengen deh kaya itu, supel, ramah, bisa bergaul sm sapa aja, keknya bikin hidup lebih hidup:)

Anonim mengatakan...

Teman yang sangat inspiratif yah... langsung praktekin ah...

Kangmastyo mengatakan...

Inspiring...terimakasih..

Izka mengatakan...

Wah benar-benar berharga neh postingannya... Benar-benar inspiratif dan bermanfaat

Anonim mengatakan...

gimana kalo yg suka memberikan senyum aja yah... secara diriku rada pendiem... susah nyari bahan tuk obrolan, hehehe....

mama icel mengatakan...

banyak loh say yang jarang banget kasih senyum duh boro2 bales senyum kita kadang2 malah melengos gitu aja...semahal itukah arti senyum itu?? merasa rugi kah?? ssttt di sangatta banyak tuh yg begitu...hiks...mudah2an kita bukan salah satunya...:D

Anonim mengatakan...

wahh mudah2an aku bisa ramah gitu yah..takutnya nanti kalo ramah dipikir carmuk lagi heheheheh
Btw bagus buat contoh nihh

Anonim mengatakan...

Sesuai dengan janjiNya khan, bahwa akan memberikan balasan berlipat bagi orang yang beramal sholeh secara ikhlas

DaVisCaTian mengatakan...

wah,..
bagus ya ceritanya, jadi ngingetin lagi supaya kita tidak hanya memikirkan diri sendiri.
masih banyak orang disekitar kita, paling tidak untuk disapa dan diberikan senyuman indah yang kita miliki dan kita berikan dengan tulus. iya ga?

ENDRIYANI mengatakan...

klo diawali dengan senyum dan sapa tuh pasti merupakan awal yang baik...jadi hasil akhirnya juga baik ya!!!

Anonim mengatakan...

waahhh habis ini bakal sering nyapa org deh hehehe...
emang ada seh org yang ramah bgt dan ngga habis bahan omongannya adaaa aja tapi kl kita termasuk pendiem bukan berarti kita ga bs senyum dan menyapa org juga dong hehe...iya ngga mba Peni, mba Peni jg ramah neh orgnya pasti bakal beruntung jg yaaa heheh...

Anonim mengatakan...

betul mba..ketulusan dan keramahan akan membuat siapapun senang bersahabat dengan kita..
nice post bunda

Anonim mengatakan...

senyum, sapa, salam, hehehe... itu aja deh...

Anonim mengatakan...

senyum, sapa, salam, hehehe... itu aja deh...

brown sugar mengatakan...

Aku tersenyummmmm....
Aku menyapa......haiiii.....
Aku memberi salam...selamat pagi....
trus pergi.......
Hai...mbak Penni ( sambil tersenyum apa kabar?) nice posting ....

Anonim mengatakan...

di awali sebuah harapa,

di akhiri sebuah kebahagiaan.,.,

Milla Widia N mengatakan...

aku punya tuh temen yg begitu... sering banget menyapa kenek dan supir bis...makanya sering gratis hehehe...

Penny mengatakan...

@mamaicel: bener tuh.. banyak banget, apalagi di kantor...ihiks...
@widie: daku supel pada yg sudah lumayan akrab ato dekat aja say, klo ama yg baru kenal agak malu2 kucing, takut salah gitu hehehehe
@milla: wah.. patut ditiru itu jeng... biar ikutan gratis kan??

Anonim mengatakan...

Mungkin kuncinya keikhlasan,ya ? Kata tsb memang mudah untuk diucapkan, tapi sangat sulit untuk dilakukan. Semoga kita bisa meneladani orang2 yg punya keikhlasan sepetti itu.