Maaf, ini bukan promosi nama salah satu program realiti show yang ada di salah satu TV swasta yang ada, tapi hanya berusaha sharing sebuah cerita yang saya dapat dari email seorang teman.
Alkisah, di salah satu sudut kota Pontianak, ada seorang wanita yang bernama Memei. Entah siapa nama lengkapnya, namun hanya dengan kata itu ia biasa disapa. Tempat tinggalnya di seberang kota Pontianak, dipisahkan sebuah jembatan yang membelah Sungai Kapuas. Dengan menggunakan sampan, dilanjutkan berjalan kaki, Memei suka berkunjung ke rumah-rumah. Kedatangannya kadang disambut dengan gembira oleh seluruh penghuninya, tak jarang pula sebaliknya.
Memei bukan orang terkenal, bukan pula artis, apalagi seorang calon bintang jebolan AFI, Indonesian Idol bahkan KDI. Jelaslah bukan. Tubuhnya kecil mungil, dibalut kulit yang hitam legam karena selalu mandi sinar mentari. Namun kecantikan di masa mudanya masih tersisa. Hidung mancung, juga senyum dan gaya tertawa membuat orang lain suka melihatnya, padahal tak satu jua giginya yang tampak ada. Ia memang orang biasa, bahkan mungkin teramat biasa. Seorang nenek yang mempunyai beberapa cucu dari anak-anaknya, hidup dengan sangat sederhana. Ke-empat anaknya pun hanyalah rakyat jelata, yang setiap hari harus mengadu nasib agar tak tergusur oleh kerasnya kehidupan. Sebagai seorang yang mulai renta, mestinya Memei bisa menikmati masa tuanya dengan bahagia. Duduk di sebuah kursi goyang kayu untuk menghabiskan waktu, atau bermain dengan cucu-cucu. Namun usia tua tak menghalanginya untuk selalu ke luar rumah, mengetuk pintu-pintu, menawarkan jasanya. Ya...Memei hanyalah seorang pemijat. Berbekalkan lotion atau minyak urut, ia berkeliling ke setiap rumah. Di usia yang semakin senja, dan kemiskinan yang mengguratnya, ia tak mau hanya sekedar meminta-minta. Padahal siapa saja yang melihatnya pasti jatuh kasihan. Dengan keahliannya memijat, ada saja orang yang memerlukan jasanya, namun sering pula ia pulang dengan tangan hampa. Memei pun tak malu kalau diminta mengepel lantai rumah, dan selalu dilakukannya dengan tangan. Disapunya kain lap di setiap permukaan lantai, dikoreknya setiap lubang yang ada sampah, lalu tangannya meliuk-liuk bagaikan membelai dan mengurut tubuh-tubuh yang lelah. Tak jarang pula ia diminta menunggui rumah karena seluruh penghuninya harus pergi bekerja. Untuk setiap jasanya, Memei tak pernah meminta uang lebih sebagai upah, cukup sekedarnya saja. Kini Memei mungkin masih mengitari setiap rumah, menyusuri sebagian jalan di kota Pontianak. Turut menghirup asap knalpot dan debu jalanan yang pekat, serta bermandikan sengatan terik mentari Khatulistiwa.
Memei adalah seorang pemijat, bahkan tua, bisu dan tuli. Tapi ingatlah, Allah tak akan pernah menciptakan setiap makhluk dengan sia-sia. Dari setiap ciptaan, pasti begitu banyak hikmah yang mengalun indah. Mengajarkan kepada setiap hamba-Nya, untuk selalu memetik pelajaran dari apa yang tercipta di dunia. Memei telah mengajarkan bahwa cinta dan kasih sayang adalah kerja yang penuh berkah. Baginya, usia tua dan kemiskinan bukanlah alasan untuk sekedar menengadahkan tangan sambil meminta sedekah. Kehidupan baginya adalah mempunyai makna bekerja, bukan dengan bermanja-manja. Sikapnya yang amanah, pun mestinya bisa jadi cermin bagi siapa saja. Begitu malunya kita yang masih muda (lebih muda dari Memei) bila hanya berpangku tangan atau mungkin hanya menengadahkan tangan meminta bantuan yang lain, tanpa adanya satu keringatpun yang keluar dari diri kita.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari seorang sosok wanita yang bernama Memei ini. Di segala keterbatasan dan kekurangannya, begitu banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Kita yang masih muda, seharusnya meniru sosok perjuangan Memei yang tak kenal lelah dan tak mudah putus asa atas segala kekurangan yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Semangatlah dalam mengarungi hidup ini.
4 Tips Mencegah Obesitas pada Anak
6 bulan yang lalu
38 komentar:
Sepertinya juga, "tangan yang memberi lebih baik dari tangan yang menerima".. ;)
@AwgKu Pangeran: wah... cepat banget komentarnya, belum ada 3 menit di release kayaknya deh.... alhamdulillah....
Iya betull.. artinya kurang lebih sama... salam kenal ya...makasih dah berkunjung
Setuju :D
Iya mbak. Memang bagaimanapun lebih mulia memberi. Semoga kita termasuk golongan orang2 yg lebih suka memberi ya mbak..
hem... bener bun... memang manusia diciptakn dengan kelebihannya masing masing.... semoga memei bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik...
Ya beliau pantas sebagai teladan buat kita dan pelajaran buat kita
nitip nampang dulu, baru baca2
bahkan seekor nyamuk pun ada manfaatnya apalagi seorang memei yang pandai memijat dan murah hati. Tuhan maha bijaksana
dari dulu sampai sekarang emang lebih baik tangan di atas drpd di bawah.
btw hampir kbnykn masy. indonesia kalo dapat pemberian pst jd males. n sll mnghrpkan bntuan lagi
Kasihan tukang perah susu sapi, karena tangannya selalu di bawah...
@marsudiyanto: hahahahhaa.. komentar pak guru ini selalu bikin orang ngakak aja deh.. hehehe
aku terharu loh bacanya...bagus banget postingannya mbak...Thanks yah udah diingetin dengan postingan ini
lebih baik memberi daripada menerima ya mba :D
kepingin banyak memberi nih, semoga aja bias :D
ya mba.. bener postingnya..
Setuju, orang kaya memberi itu hal biasa tapi jika orang sederhana atau pas-pasan memberi itu sangat luar biasa, setuju?
Ayo banyak memberi, mumpung jaman sekarang masih banyak yang mau menerima pemberian. Menjelang hari akhir nanti, jangan harap bisa memberi, karena sudah tidak ada orang kekurangan dan mau menerima pemberian...:)
@Jonk: yang penting kuatkan niat dulu...
@basyarah: bener banget...
@umi Rina: siap umi, laksanakan...
Menurutku yg terpenting kita tidak selalu merasa 'kekurangan'. Aku percaya Tuhan hanya menciptakan kita unik. Itu saja. Kalau kita tdk mempunyai apa yg org lain punya, itu berarti kita mempunyai sesuatu yg org itu tidak punya.
Maka tergantung pd kitalah utk mengoptimalkan apa yg kita miliki itu..
Nice posting, Peni!
Hmmm... trenyuh ni Bu..
Ternyata di balik penderitaan kita yg kita rasa udah terlalu menyakitkan, masih juga ada orang lain yg jauh lebih menderita.
Musti banyak2 bersyukur nih,
Alhamdulillah ya Alloh atas semua nikmat y.g telah Kau turunkan padaku.
setujuuuu tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah. eh bener ga sih? makasih udah mampir yaaaa....
Kl setiap org punya prinsip Tangan di atas lebih baik drpd tangan di bawah, rasanya tidak akan ada pengemis di dunia ini. Nice posting mbak penny.
semoga kita bisa belajar dari cerita beliau.
orang yang patut ditiru sifat dan sikapnya. banyak orang malas sehingga menjadi pengemis
Seharusnya anak-anak muda yang malas kerja keras malu dengan Memey...!!
Nice article mbak... Inspiring me !!
Tanganku masih enggan tuk merangkak naik...hiks.....
niat ya mba ? siap lah :D
Kisah nyata yang sangat berhikmah
makasih ceritanya mbak, semoga bertambah orang2 dermawan ya..
emang lebih indah...
kalo pikiran kita berjenjang, artinya bisa sama baiknya loh...
tks utk artikelnya yg penuh makna ini. kdg kita yg normal memang suka malas berusaha. padahal mereka yg punya byk kelemahan aja bisa berjuang demikian hebatnya ya.
kisah yang menarik bun, harus kita teladani dan contoh!! Semangat!!!
Seberat apapun
se papa apapun emang lebih baik kita memberi..
diusahakan untuk selalu memberi mba
oh ya..linknya udah saya pasang tuh..
Lihat di My friend ya mba..namaya aku tulis Penny
link back ya mbak
baca2 lagi mba. bingung cari ide malam2..
patut di teladani sifatnya y.. :)
Betul jeng, setuju sekali dengan judulnya. Satu lagi djeng, kalau tangan kiri kita memberi, hendaknya tangan kanan kita jangan sampai tahu.
Allah swt nggak akan memberikan apa-apa bagi orang yg selalu berusaha. pasti ada hasil jika kita selalu bedoa n berusaha
http://pa-alumm.blogspot.com
Bismillahirrahmanirrohiem
Investasi Akhirat Bapak Ibu dapat melalui:
1. BCA Cabang Sumenep Rekening No 193 0325 666 a.n Yay. Pendd. Islam Al-Uum
2. Bank BRI Rekening No. 0095-01-026002-50-4 a.n. PA Al-Umm
3. Giro Pos Sumenep Rekening No. 694 0011 932 a.n. PA Al-Um
4. BRI Cabang Sumenep No. 0095-01-024705-50-4 a.n. MD TMMI Al-Um
5. Bank BPD Jatim Cabang Sumenep No. 0182 496 588 a.n MD TMMI Al-Umm
Terimakasih atas keercayaan Bapak Ibu kepada pengurus Al-Umm.
Posting Komentar